Cangara, Husni
Department Of Anatomical Pathology, Medical Faculty Hasanuddin University, Makassar, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Majalah Farmasi dan Farmakologi (Trends in Pharmacy and Pharmaceutical Sciences)

STUDI HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL DARI TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL DAN BERULANG EKSTRAK ETANOL PARANG ROMANG (Boehmeria virgata (FORST) GUILL) A Endang Kusuma Intan; Marinati A Manggau; Husni Cangara
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 22 No. 2 (2018): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1302.849 KB) | DOI: 10.20956/mff.v22i2.5704

Abstract

Penelitian invitro tentang aktivitas antiproliferatif daun Parang Romang (Boehmeria Virgata (Forst) Guill) telah diteliti pada sel Hela, untuk itu perlu dilakukan uji toksisitas untuk menentukan dosis dan keamanan dari tanaman tersebut pada hewan uji. Salah satu paramater dari uji toksisitas adalah pengamatan terhadap gambaran histopatologi organ. Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh setelah pemberian dosis tunggal dan berulang ekstrak etanol daun parang romang terhadap perubahan histopatologi pada organ hati dan ginjal dari tikus putih jantan dan betina (Rattus novergicus). Pada pemberian dosis tunggal tikus dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok 2000 mg/kg BB, dan kelompok 5000 mg/kg BB kemudian dilakukan pengamatan selama 14 hari dan dikorbankan pada hari ke 15. Sedangkan pada pemberian dosis berulang selama 28 hari terdapat 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok 250 mg/kg BB, kelompok 500 mg/kg BB, dan kelompok 1000 mg/kg BB dan dikorbankan pada hari ke 29. Semua kelompok kontrol hanya diberikan akuades. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat pengaruh setelah pemberian dosis tunggal dan berulang ekstrak etanol daun parang romang (Boehmeria virgata Linn (Forst) Guill) terhadap gambaran histopatologi organ hati dan ginjal berupa degenerasi hidrofik dan pembesaran glomerulus dengan derajat kerusakan ringanĀ  sampai sedang, baik pada tikus putih jantan maupun betina (Rattus novergicus).
STUDI IN SILICO POTENSI ANTI KANKER SENYAWA TURUNAN KUMARIN TERHADAP PROTEIN BCL-2 Desi Dwirosalia Suparman; Ika Yustisia; Aryadi Arsyad; Muhammad husni Cangara; Ilhamjaya Patellongi; Rosdiana Natsir
Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 25 No. 2 (2021): MFF
Publisher : Faculty of Pharmacy, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/mff.v25i2.13648

Abstract

Mutasi pada protein anti-apoptosis BCL-2 merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker payudara. Beberapa studi in vitro telah menunjukkan bahwa Eupatorium triplinerve Vahl, yang mengandung flavonoid, timohidrokuinon, terpenoid, karoten, vitamin C, stigmasterol, dan kumarin memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker payudara. Kumarin telah dilaporkan oleh berbagai penelitian berperan dalam berbagai jalur penghambatan terjadinya kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan dan menilai docking dari turunan senyawa kumarin yang terdapat pada tanaman Eupatorium triplinerve Vahl, yakni ayapanin dan ayapin, terhadap protein BCL-2. Docking dilakukan dengan menggunakan program command Autodock Vina pada personal computer (PC) dengan sistem operasi Windows 10 64-bit. Struktur protein BCL-2 dengan kode PDB 6QGG diunduh dari RCSB Protein Data Bank dan struktur 3D dari ayapanin dan ayapin diambil dari situs PubChem. Proses moleculer docking dilakukan secara bertahap dari penyiapan ligan dan protein, validasi metode docking, proses docking, hingga analisis data. Energi ikatan yang diperoleh dari docking antara senyawa ayapanin dan ayapin terhadap protein BCL-2 adalah -6.3 kcal/mol dan -6.9 kcal/mol dibandingkan dengan energi ikatan ligan bawaan, yakni -10.3 pada kantung aktif yang sama. Dengan demikian, ayapanin dan ayapanin memiliki potensi sebagai senyawa inhibitor protein anti-apoptosis BCL-2.